PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perlu dibedakan antara hasil
penelitian yang valid dan reliable dengan instrument yang valid dan reliabel.
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kalau dalam
objek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul memberikan data berwarna
putih maka hasil penelitian tidak valid. Selanjutnya hasil penelitian yang
reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam
objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah.
Instrument
yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid.
valid berarti instrument tsb dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur. Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan
teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang. Meteran tsb tidak
valid jika digunakan untuk mengukur apa yang hendak dikukur.
Dengan
menggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, aka
diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrument
yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian
yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrument
yang telah teruji validitas dan reabilitasnya, otomatis hasil data penelitian
menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan di pengaruhi oleh kondisi objek
yang diteliti, dan kemampuan orang yang menggunakan instrument. Oleh karena itu
peneliti harus mampu mengendalikan objek yang diteliti dan meningkatkan
kemampuan dan menggunakan instrument untuk mengukur variable yang akan
diteliti.
TUJUAN
1. Mengetahui pengertian, jenis dan pengujian validitas
2. Mengetahu pengertian, jenis, dan metode pengujian reabilitas.
Menurut Azwar (1986) Validitas
berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Jenis-jenis Validitas Ebel (dalam Nazirz 1988) membagi validitas menjadi :
§ Concurrent
Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan
kinerja.
§ Construct
Validity adalah validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek psikologis apa
yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk
tertentu dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam pengukuran.
§ Face Validity
adalah validitas yang berhuubungan apa yang nampak dalam mengukur sesuatu dan
bukan terhadap apa yang seharusnya hendak diukur
§ Factorial
Validity dari sebuah alat ukur adalah korelasi antara alat ukur dengan
faktor-faktor yang bersamaan dalam suatu kelompok atau ukuran-ukuran perilaku
lainnya, di mana validitas ini diperoleh dengan menggunakan teknik analisis
faktor.
§ Empirical
Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan
suatu kriteria. Kriteria tersebut adalah ukuran yang bebas dan langsung dengan
apa yang ingin diramalkan oleh pengukuran.
§ Intrinsic
Validity adalah validitas yang berkenaan dengan penggunaan teknik uji coba
untuk memperoleh bukti kuantitatif dan objektif untuk mendukung bhwa suatu alat
ukur benar-benar mengukur apa yang seharusny diukur.
§ Predictive
Validity adalah validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat
ukur dengan kinerj seorang di msa mendatang.
§ Content Validity
adalah validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari suatu
populasi.
§ Curricular
Validity adalah validitas yang ditentukan dengan cara menilik isi dari
pengukuran dan menilai seberapa jauh pungukuran tersebut merupakan alat ukur
yang benar-benar mengukur aspek-aspek sesuai dengan tujuan instruksional.
1. Pengujian validitas konstruk
Untuk menguji validitas
konstruk maka dapat digunakan pendapat dari para ahli , para ahli diminta
pendapatnya tentang instrument yang telah dikonstruksikan mungkin para ahli
akan member pendapat : instrument dapat digunakan tanpa perbaikan , ada
perbaikan , dan mungkin dirombak total .
Setelah
pengujian konstruk dari ahli selesai maka selanjutnya uji coba instrument.
Instrument yang telah di setujui para ahli dicobakan pada sample dari populasi
dan di ambil setelah di tabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan
dengan analisis factor , yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item
instrument . untuk keperluan maka diperlukan bantuan computer .
2. Pengujian validitas isi
Untuk instrument dalam bentuk
tes, maka pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrument dengan materi yang telah di ajarkan .untuk instrument yang akan
mengukur efektifitas pelaksanaan program , maka pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan isi atau rancangan
yang telah di tetapkan . secara teknis pengujian validitas konstruksi dan
validitas isi dapat dibantu dengan kisi-kisi instrument pada kisi-kisi tersebut
terdapat variable , indicator sebagai tolak ukur dan nomor item pertanyaan yang
telah dijabarkan dari indicator . dengan kisi-kisi instrument tersebut maka uji
validitas dapat dilakukan dengan mudah . untuk menguji validitas item tersebut
lebih lanjut , setelah dikonsultasikan dengan ahli item instrument tersebut
diuji coba kan dan dianalisis oleh item .analisi item dilakukan dengan
menghitung korelasi antara skor butir instrument dengan skor total , atau
dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan
jawaban tinggi dan jawaban rendah.
3. Pengujian validitas eksternal
Validitas instrument diuji
dengan cara membandingkan antara criteria yang ada pada instrument dengan
fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan . instrument penelitian yang
mempunyai validitas eksternal yang tinggi akan mengakibatkan hasil penelitian
mempunyai validitas eksternal yang tinggi pula penelitian mempunyai validitas
eksternal bila hasil penelitian dapat di generalisasikan pada sample lain dalam
populasi yang diteliti . untuk meningkatkan validitas eksternal , selain
meningkatkan validitas eksternal instrument , maka dapat dilakukan dengan
memperbesar jumlah sample .
Pengertian reliabilitas
Walizer (1987) menyebutkan
pengertian Reliability (Reliabilitas) adalah keajegan pengukuran.
Menurut
John M. Echols dan Hasan Shadily (2003: 475) reliabilitas adalah hal yang dapat
dipercaya. Popham (1995: 21) menyatakan bahwa reliabilitas adalah "...the
degree of which test score are free from error measurement"
Menurut
Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur
dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang
diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata
lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur
gejala yang sama.
Menurut Brennan (2001: 295)
reliabilitas merupakan karakteristik skor, bukan tentang tes ataupun bentuk
tes.
Menurut Sumadi Suryabrata
(2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat
tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus
memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Dalam pandangan Aiken (1987: 42) sebuah tes dikatakan reliabel jika skor
yang diperoleh oleh peserta relatif sama meskipun dilakukan pengukuran
berulang-ulang.
Dengan demikian, keandalan sebuah alat ukur dapat dilihat dari dua petunjuk yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas. Kedua statistik tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan (Feldt & Brennan, 1989: 105)
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dengan demikian, keandalan sebuah alat ukur dapat dilihat dari dua petunjuk yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas. Kedua statistik tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan (Feldt & Brennan, 1989: 105)
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas
adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan
berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap
dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang
sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil
yang berbeda-beda.
Pengukuran reliabilitas dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai alat statistik (Feldt & Brennan,
1989: 105)
Berdasarkan sejarah,
reliabilitas sebuah instrumen dapat dihitung melalui dua cara yaitu kesalahan
baku pengukuran dan koefisien reliabilitas (Feldt & Brennan: 105). Kedua
statistik di atas memiliki keterbatasannya masing-masing. Kesalahan pengukuran
merupakan rangkuman inkonsistensi peserta tes dalam unit-unit skala skor
sedangkan koefisien reliabilitas merupakan kuantifikasi reliabilitas dengan
merangkum konsistensi (atau inkonsistensi) diantara beberapa kesalahan
pengukuran.
Jenis-jenis Reliabilitas
Walizer (1987) menyebutkan bahwa ada dua cara umum untuk mengukur
reliabilitas, yaitu:
§ Relibilitas
stabilitas. Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama atau serupa untuk
setiap orang atau setiap unit yang diukur setiap saat anda mengukurnya.
Reliabilitas ini menyangkut penggunaan indicator yang sama, definisi
operasional, dan prosedur pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya pada
waktu yang berbeda. Untuk dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali
unit diukur skornya haruslah sama atau hampir sama.
§ Reliabilitas
ekivalen. Menyangkut usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis
ukuran yang berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama
tetapi dengan satu atau lebih indicator yang berbeda, batasan-batasan
operasional, paeralatan pengumpulan data, dan / atau pengamat-pengamat.
Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang sama bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut teknik belah-tengah. Cara ini seringkali dipakai dalam survai.Apabila satu rangkaian pertanyaan yang mengukur satu variable dimasukkan dalam kuesioner, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi dua bagian persis lewat cara tertentu. (Pengacakan atau pengubahan sering digunakan untuk teknik belah tengah ini.) Hasil masing-masing bagian pertanyaan diringkas ke dalam skor, lalu skor masing-masing bagian tersebiut dibandingkan. Apabila dalam skor kemudian skor masing-masing bagian tersebut dibandingkan. Apabila kedua skor itu relatif sama, dicapailah reliabilitas belah tengah.
Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan teknik pengukuan yang berbeda. Kecemasan misalnya, telah diukur dengan laporan pulsa. Skor-skor relatif dari satu indikator macam ini haruslah sesuai dengan skor yang lain. Jadi bila seorang subyek nampak cemas pada ”ukuran gelisah” orang tersebut haruslah menunjukkan tingkatan kecermatan relatif yang sama bila tekanan darahnya yang diukur.
Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang sama bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut teknik belah-tengah. Cara ini seringkali dipakai dalam survai.Apabila satu rangkaian pertanyaan yang mengukur satu variable dimasukkan dalam kuesioner, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi dua bagian persis lewat cara tertentu. (Pengacakan atau pengubahan sering digunakan untuk teknik belah tengah ini.) Hasil masing-masing bagian pertanyaan diringkas ke dalam skor, lalu skor masing-masing bagian tersebiut dibandingkan. Apabila dalam skor kemudian skor masing-masing bagian tersebut dibandingkan. Apabila kedua skor itu relatif sama, dicapailah reliabilitas belah tengah.
Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan teknik pengukuan yang berbeda. Kecemasan misalnya, telah diukur dengan laporan pulsa. Skor-skor relatif dari satu indikator macam ini haruslah sesuai dengan skor yang lain. Jadi bila seorang subyek nampak cemas pada ”ukuran gelisah” orang tersebut haruslah menunjukkan tingkatan kecermatan relatif yang sama bila tekanan darahnya yang diukur.
A. Metode pengujian reliabilitas
1. Test – retest
Instrument penelitian yang reabilitasnya diuji dengan test-retest dilakukan
dengan cara mencobakan instrument beberapa kali para responden . jadi dalam hal
ini instrumen
ya sama respondenya sama dan waktunya berbeda. Reabillitas diukur dari koefisien reabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliable. Pengujian ini juga disebut stability .
ya sama respondenya sama dan waktunya berbeda. Reabillitas diukur dari koefisien reabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliable. Pengujian ini juga disebut stability .
2. Pengujian dua instrumen yang ekuivalen .
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda ,
tetapi maksudnya sama . pengujian reabilitas dengan cara ini cukup dilakukan
sekali, tetapi instrumenya dua, pada responden yang sama, waktu sama,
instrument berbeda. Reabilitas instrument dihitung dengan cara mengkorelasikan
antara data instrument yang satu dengan data instrument yang dijadikan
ekuivalen . bila korelasi positif dan signifikan , maka instrument dapat
dinyatakan reliable .
3. Gabungan
Pengujian reabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrument
yang ekuivalen beberapa kali , keresponde yang sama. Jadi cara ini merupakan
gabungan pertama dan kedua. Reabilitas instrument dilakukan dengan cara
mengkorelasikan dua instrument , setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua
, dan selanjutnya dikorelasikan secara silang .
Jika dalam dua kali
pengujian dalam waktu berbeda, maka akan dapat dianalisis keenam koefisien
reabilitas . keenam koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan ,
maka dapat dinyatakan bahwa instrument tersebut reliabel .
4. Internal consistency
Pengujian resbilitas ini
dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja kemudian yang diperoleh
dengan teknik tertentu . hasil analisi dapat digunakan untuk memprediksi
reliiabilitas instrument . pengujian reabilitas instrument dapat dilakukan
dengan teknik beladua dari spearman brown , KR 20 , KR 21 , dan Anova Hoyt .
A. rumus spearman brown

Keterangan :
ri =
reliabilitas internal seluruh instrument
rb =
korelasi product momen antara belahan pertama dan kedua
B. rumus KR 20

Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
Vt = varians skor total
Vt = varians skor total
k = banyaknya butir pertanyaan
p = proporsi subyek yang mendapat skor 1
p = proporsi subyek yang mendapat skor 1
q = proporsi subyek yang mendapat skor
0
C. rumus KR 21

r11 = reliabilitas instrumen
Vt = varians skor total
k = banyaknya butir pertanyaan
M = skor rata-rata
Vt = varians skor total
k = banyaknya butir pertanyaan
M = skor rata-rata
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Jenis – jenis validitas
·
Concurrent Validity
·
Construct Validity
·
Face Validity
·
Factorial Validity
·
Empirical Validity
·
Intrinsic Validity
·
Predictive Validity
·
Content Validity
·
Curricular Validity
Metode pengujian validitas :
1. pengujian
validitas konstruksi
2. pengujian
validitas isi
3. pengujian
validitas eksternal
Realibilitas adalah adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Jenis – jenis reabilitas
1. reabilitas stabilitas
2. reabilitas ekivalen
Pengujian reabillitas :
1. Test – retest
2. Pengujian dua instrumen yang ekuivalen .
3. Gabungan
4. Internal consistency
Malhotra, N.K. dan Birks, D.F., (2007), Marketing Research:
An Applied Approach, 3rd European Edition, Harlow, UK:
Pearson Education.
Urbina, S., (2004), Essentials of Psychological Testing, New Jersey: John Wiley & Sons.
Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, ed. Rev. IV, Yogyakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, (1999), Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.
Urbina, S., (2004), Essentials of Psychological Testing, New Jersey: John Wiley & Sons.
Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, ed. Rev. IV, Yogyakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, (1999), Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar